Kesabaran Muhammad Laksana Mukjizat

Oleh: Ulis Tofa, Lc
dakwatuna.com – Sikap sabar merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan. Setiap orang membutuhkan sikap sabar. Terutama ketika menghadapi cobaan, musibah, bencana, dan hinaan yang bertubi-tubi. Adalah Rasulullah saw. menjadi teladan purna dalam sikap sabar. Pada kesempatan kali ini rubrik Khutbah Jum’at mengupas sikap sabar. Bagi para da’i dan khatib bisa menyampaikan tema ini dan meyakinkan umat akan pentingnya sikap sabar.

أما بعد فيا أيها المسلمون:

Kabar gembira bagi kita umat Islam

Kita memiliki “tiang” panutan yang tak lekang

Ketika Allah menyeru agar para da’i mengajak

Untuk taat pada Rasul mulya, maka kita jadi sebaik-baik umat

Saudaramu, Isa memanggil orang mati, lalu hidup

Kamu, telah menghidupkan generasi dari sebelumnya tak berarti

Ya Rasulullah, shalawat dan salam atasmu

Sebaik-baik utusan yang tidak ambisi, namun baik budi

أيها المسلمون:

Tema yang kita bahas pada kesempatan ini adalah salah satu sisi dari sekian banyak sisi keagungan Muhammad saw. Keagungannya membelalakkan mata. Kemulyaannya menyihir pikiran. Sisi ini mulya karena beliau orang yang mulia. Adalah benar karena beliau selalu benar. Beliau telah membangun misi yang jauh lebih kokoh dibandingkan dengan gunung. Beliau telah meletakkan prinsip-prinsip hidup secara lebih dalam dibandingkan dengan sejarah itu sendiri. Beliau membangun tembok yang tidak akan pernah terbakar oleh suara dan ejekan.

Adalah Muhammad saw., apapun yang Anda bicarakan pasti Anda akan menemukan kebesaran beliau. Mari kita kaji sisi kesabaran beliau saw.

Al Qur’an menyebut kata Shabar lebih dari sembilan puluh (90) tempat. Suatu kali Allah swt. memuji orang-orang yang sabar, pada kesempatan lain Allah memberi kabar gembira berupa pahala orang-orang yang sabar. Pada tempat yang lain Allah swt menyebut buah dari sikap sabar.

Allah swt berfirman kepada Rasul-Nya saw., (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً) “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” Al Ma’arij:5

Jika kamu mendapatkan penentangan dari unsur kebatilan dan permusuhan dari pemimpin yang dzalim, maka (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Jika harta kamu sedikit, kefakiran melilit, gundah-gulana menyergap dan beban hidup menghimpit, maka (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Jika jumlah sahabat kamu sedikit dan pendukung kamu bercerai-berai, maka (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Jika jalan yang kamu tempuh penuh rintangan, kamu lihat dunia gelap dan penuh maksiat, maka

(فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Jika anak-anakmu meninggal, kerabat dan orang yang kamu cintai mendahuluimu, maka (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Perjalanan hidup Muhammad saw. mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap sabar yang baik. Sabar yang sebenarnya. Beliau menjadi figure bagi siapapun dalam kesabaran. Ketika beliau tinggal di Mekah, para kerabat dan orang tercinta memusuhinya. Beliau dihinakan oleh orang awam lagi tak berpengetahuan. Kerabat dekat dan khalayak umum memeranginya, namum beliau tetap sabar. Beliau sangat kekurangan, sambil menaruh batu di perutnya karena kelaparan dan kehausan. Beliau paling sabar di antara manusia.

Beliau ditinggal pergi selamanya oleh istri tercinta nan cerdas. Istri yang pandai yang ditarbiyah di keluarga kenabian. Istri yang senantiasa mendukung dan membelanya. Ia meninggal pada waktu Rasulullah saw mendapatkan banyak krisis. Ia meninggal pada fase Mekah di mana pendukung jahiliyah sedang gencar memusuhinya. Dialah Khadijah, dia menjadi orang nomor satu dalam membela suaminya. Khadijah tempat mengadu Rasul. Tempat curhat. Khadijah meyakinkan suaminya,

(كلا واللهِ لا يخزيكَ اللهُ أبدا، إنك لتصلُ الرحم، وتحملُ الكلَ، وتعينُ الملهوفَ، وتطعمُ الضيفَ، كلا واللهِ لا يخزيكَ اللهُ أبدا).

“Tidak, demi Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan kamu. Anda orang yang menyambung silaturahim. Membantu orang yang membutuhkan. Memulyakan tamu. Sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan kamu.”

Khadijah meninggal pada “Aamul Huzni” tahun duka-cita. Muhammad sabar, karena Allah swt. berfirman kepadanya, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Kaum kafir Quraisy, di antara mereka ada paman dan kerabat Muhammad sedang membuat konspirasi untuk membunuhnya. Mereka mengutus lima puluh pemuda yang mewakili masing-masing kabilah untuk membunuh Muhammad. Dengan pedang terhunus kelima puluh pemuda mengepung rumah Nabi. Mengetahui rumah beliau dikepung, beliau bersabar, paling sabar dibandingkan semua manusia. Beliau keluar dari rumahnya dengan sangat hati-hati,. Atas kehendak Allah swt. para pemuda dalam kondisi ngantuk berat. Beliau sabar karena Allah menyeru kepadanya, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Ketika Muhammad menabur debu di wajah-wajah mereka, mereka tertidur pulas sehingga lepaslah pedang dari tangan-tangan mereka. Rasulullah saw membacakan ayat,

(وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدّاً وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدّاً فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لا يُبْصِرُونَ)

“Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” Yasin:9

Beliau menuju gua Tsur, bersembunyi dari kejaran musuh. Musuh menyusul dan menyergap di atas gua. Mereka turun lewat sebelah kanan gua. Mereka mengelilingi gua. Mereka ingin masuk, namun tak kuasa. Abu Bakar yang menemani Muhammad bergumam, “Wahai Rasulullah, demi Allah, sekiranya salah seorang dari mereka melihat kakinya, pasti ia melihat kita.”

Rasulullah saw tersenyum. Senyuman pemimpin dunia. Senyuman panglima rabbani. Senyuman orang yang tsiqah atau yakin dengan pertolongan Allah swt. beliau bersabda,

ويقول: يا أبا بكر، ما ظنُك باثنين اللهُ ثالثُهما؟ ويقول: لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا.

“Wahai Abu Bakar, Apa kamu mengira kita hanya berdua, padahal Allah lah yang ketiganya!? Beliau menyakinkan, “Jangan bersedih, sungguh Allah bersama kita.”

Ini adalah dusturul hayah, prinsip kehidupan. Pelajari dan ajarkanlah. Ajarkanlah kepada anak-anak kalian, istri-istri kalian, orang sekeliling kalian. Ajari mereka pada setiap kesempatan dan waktu bahwa sukses itu dalam prinsip, (لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا)

Rasulullah saw keluar dari gua Tsur, sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya kalau beliau berada di sana. Beliau keluar menuju Madinah. Kafir Quraisy tidak berhenti mencarinya, bahkan mereka tidak malu-malu membuat sayembara di muka umum, mereka menyiapkan seratus unta merah bagi yang menemukan Muhammad, hidup atau mati.

Dengan bersenjata panah dan pedang Suraqah mengejar Muhammad. Rasulullah melihat Suraqah memacu kudanya, mendekat. Dalam kondisi sangat lapar dan haus ditengah terik sahara, kondisi psikis yang tertekan, beliau meninggalkan istrinya, putri-putrinya, rumahnya, tetangganya, paman-pamannya, bibi-bibinya. Beliau hanya berdua, tanpa pengawal dan prajurit, tanpa ada penjagaan. Padahal Suraqah mengejar dengan pedang terhunus. Abu Bakar takut seraya berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah ia telah mendekati kita.”

Rasulullah saw kembali tersenyum kedua kalinya, karena ia tahu bahwa risalahnya akan senantiasa langgeng dan kafir durjana pasti akan mati. Dakwahnya pasti akan senantiasa hidup, dan pasti matilah orang-orang pendosa. Pasti prinsip-prinsip ajarannya menang mengalahkan kejahiliyahan, apapun bentuknya. Rasulullah saw. meyakinkan Abu Bakar dalam sabdanya, “Wahai Abu Bakar, kamu mengira kita ini hanya berdua, padahal Allah lah pihak ketiga.”

Suraqah kian mendekat sambil meneriaki Rasulullah saw. ketika itu kaki kuda terperosok ke dalam padang sahara, tidak bisa jalan. Kejadian itu berulang-ulang, Suraqah tidak bisa mendekat. Sampai akhirnya ia putus asa dan meminta tolong kepada Rasulullah saw. dan meminta jaminan rasa aman. Rasulullah saw memberi jaminan rasa aman kepadanya. padahal sebelumnya ia sangat berambisi membunuh beliau. Subhanallah!

Pada perang Badar al Kubra Rasulullah saw. ikut serta bersama-sama sahabat lainnya turun ke medan tempur. Pada waktu itu paceklik mendera kaum muslimin, sampai-sampai Rasulullah saw mengganjal perutnya dengan batu.

Wahai pemuja materi, wahai yang gandrung dengan pakaian dan aksesoris, wahai yang tergila-gila dengan aneka makanan, lihatlah seorang Rasul untuk semua manusia, perhatikan guru manusia; beliau kelaparan, tak menemukan sebutir kurma sekalipun, tapi beliau bersabar (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Satu persatu putrinya menginggal dunia. Putri pertama meninggal, beliau yang memandikannya, mengkafaninya, menguburkannya, dan beliau kembali dari pemakaman sambil tersenyum, karena beliau sabar,( فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Selang beberapa hari, putri beliau yang kedua menyusul yang pertama, beliau sendiri juga yang memandikan, mengkafani, menguburkan,. Begitu juga yang ketiga… beliau memandikan, mengkafani, menguburkan dan kembali dari pemakan dengan senyuman tersungging di bibirnya, karena beliau sabar, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Anak laki-laki beliau, meninggal di pangkuannya, baru berumur dua tahun. Beliau memandangi putranya dengan sepenuh kedekatan hati, air mata membasahi pipi beliau, beliau paling sabar di antara manusia. Rasulullah saw bersabda,

(تدمع العين، ويحزنُ القلب، ولا نقولُ إلا ما يرضي ربَنا، وإنا بفراقِك يا إبراهيمُ لمحزونون).

“Air mata berlinangan, hati tersayat, namun kami tidak berkata kecuali sesuai yang di ridhai Allah swt. Sungguh, kepergianmu wahai putraku Ibrahim menyisakan kesedihan banyak orang.”

Sungguh luar biasa keteguhan hatimu wahai Rasulullah, karena Allah berfirman kepadanya,

(فَاصْبِرْصَبْراً جَمِيلاً).

Beliau menyertai sahabatnya dalam perang Uhud. Para sahabat terpukul mundur. Banyak di antara kerabat dekat beliau yang meninggal sebagai syuhada’, sahabat-sahabat pilhan, tujuh puluh meninggal dunia. Jumlah yang tidak sedikit. Di antara mereka itu ada tokoh besar, Hamzah ra. Paman beliau yang senantiasa membela Nabi dengan pedangnya. Ia adalah asadullah -singa Allah- di dunia dan panglima syuhada’ di surga. Beliau melihat Hamzah meninggal dengan mengenaskan. Beliau melihat Sa’ad bin Rabi’ tubuhnya penuh luka. Beliau melihat Anas bin Nadhar dan lainnya, beliau meneteskan air mata. Air mata panas mengalir membasahi janggutnya yang mulia, namun beliau tetap tersenyum, karena Allah swt berpesan kepadanya, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Pada perang Mu’tah Rasulullah saw. mengirim pasukan untuk melawan tentara Romawi, dipimpin tiga panglima perang. Ketiganya syahid dalam waktu berturut-turut. Zaid bin Haritsah, Ja’far paman beliau, yang di juluki “Ath Thayyar” atau yang lincah, dan Abdullah bin Rawahah. Beliau melihat mereka menjadi syuhada dari jarak ratusan mil. Beliau melihat keluarga mereka berada di surga. Beliau tersenyum dalam tangisan, karena Allah swt berfirman kepadanya, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Pasukan sekutu, yang terdiri dari kaum munafikin, kuffar, musyrikin dan Yahudi mengepung Madinah. Rasulullah saw turun langsung menggali parit, menyingsingkan lengan, sedangkan perut beliau diganjal batu karena lapar. Dengan sepenuh kekuatan beliau memukul batu besar yang mengghalangi parit sehingga keluar kilatan api di udara, maka beliau bersabda,

هذه كنوزُ كسرى وقيصر، واللهِ لقد رأيتُ قصورَهما، وإن اللهَ سوف يفتحُها علي.

“Ini singgasana Kisra dan Kaisar. Demi Allah, sungguh aku melihat kerajaan keduanya, dan Allah akan menaklukkannya untukku.”

Orang-orang munafiq menertawakan beliau, “Bagaiman mungkin Muhammad menakklukkan Kisra dan Kaisar, padahal dia sendiri kelaparan tak berdaya.” Beliau tersenyum karena Allah swt berfirman kepadanya, ( (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً

Setelah berlalu dua puluh lima tahun, berangkatlah tentara Islam, pasukan perang dari Madinah untuk menaklukkan bumi Kisra dan Kaisar. Dengan melewati sungai yang sangat ganas dan dalam. Kenapa, karena Allah swt berbicara dengannya,

(فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Sungguh, demi Allah ini semua dalah ibrah, pelajaran yang sangat berharga, jika umat-umat ini sadar, sehingga bangsa-bangsa akan terselamatkan, adil dan damai. Namun, di mana orang yang membaca sirah perjalan hidup beliau?!.. Mana orang yang belajar dari peri kehidupan beliau?!..

Subhanallah, tiga hari empat malam beliau tidak memiliki sesuatu yang bisa dimakan. Beliau tidak memiliki sebutir kurma sekalipun, segelas susu, sepotong roti. Namun beliau ridha dengan pembagian rizki dan kenikmatan dari Allah swt. (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Beliau tidur di atas tikar, sehingga membekas dipinggangya. Beliau tidur di atas tanah karena saking panas, tidak berselimut, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Rumahnya dari tanah, jika beliau melayangkan tangannya ke atas, menyentuh atap, jika beliau berbaring, maka kepala beliau yang mullia menyentuh tembok dan kakinya mengenai tembok yang lain, karena dunia baginya tidak berarti, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Fir’aun berada di atas mimbar terbuatkan dari emas dan permadani, ia memakai sutera. Begitu juga raja Kisra, sedangkan Muhammad saw. beralaskan tanah, (فَاصْبِرْ صَبْراً جَمِيلاً)

Malaikat Jibril datang kepada Muhammad dengan membawa kunci-kunci kemewahan dunia dan menyerahkan kepadanya, seraya berkata, “Maukah kamu Allah memberi emas dan perak sebesar gunung?” Beliau menjawab, “Tidak, saya memilih sehari makan dan sehari lapar sampai saya berjumpa dengan Allah.”

Ketika ajal hendak menjemput beliau, dikatakan kepadanya, “Apakah kamu menghendaki dunia ? Kamu menginginkan kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman as. ? Beliau menjawab, “Tidak, justru saya ingin bersanding dengan Tuhan Yang Maha Tinggi

أقولُ ما تسمعون وأستغفرُ الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه وتوبوا إليه إنه هو الغفور الرحيم.

Memaknai Cinta Yang Sesungguhnya

Beberapa waktu yang lalu, sepulang mengantar istri ke kuliah, saya menaiki Bis 939 jurusan Hay Asyir. Bisnya lumayan penuh, tidak ada tempat untuk duduk. Dalam keramaian tersebut saya bertemu dengan Ziyad.

Ziyad adalah salah seorang teman dekat saya. ia baru menyempurnakan setengah agamanya. Saya turut hadir dalam acara pernikahannya dan ikut merasakan kebahagiaan yang ia rasakan.

Sudah begitu lama kami menjalin ukhuwah. Itu berawal saat pertama kali saya bertemu dengannya ketika shalat di mesjid dekat apartemen saya. Pertemuan pertama memberi kesan yang kuat dalam hati saya, dari tutur kata, keramahan dan sikapnya membuat saya kagum dan tertarik untuk lebih jauh mengenalnya. Hingga pada akhirnya terjalinlah hubungan yang erat diantara kami.

Ia saya kenal sebagai seorang yang taat menjalankan agama. Di kalangan teman-teman, ia dikenal supel dan simpatik. Kata-katanya selalu memompa semangat yang lagi kendor, tak heran banyak yang datang padanya kalau lagi futur. Bijak memilih kata-kata sebelum diucapkan dan yang paling membuat saya merasa salut, ia setiap hari selalu menyediakan waktu untuk berziarah. Full aktivitas, kendati demikian, ia tak pernah kehilangan kesempatan shalat berjama’ah di mesjid, shaf terdepan dan takbir pertama bersama imam.

Walau telah menikah, shalat jama’ah tak pernah absen dan untuk berziarah selalu ada waktu yang ia sediakan.

Saya masih ingat dengan kata-kata yang ia ucapkan pada saya sebelum hari pernikahannya, ketika saya bertanya padanya tentang makna sebuah cinta. Ia berkata,

“Akhi, dari lubuk hati yang paling dalam, dengan jujur saya lebih mencintai Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya. Kecintaan yang melebihi kecintaan saya atas segalanya, atas kedua orang tua dan diri saya sendiri.

Saya menikah semata-mata hanya karena Allah, untuk Allah dan mengharap ridha dan pahala dari Allah.

Saya mendambakan seorang istri yang solehah, yang membantu saya dalam ketaatan dan kebaikan. Ketika saya benar, ia tidak ragu untuk mendukung saya, ketika saya salah, ia tidak segan, malu dan takut untuk menegur dan mengingatkan saya dengan cara yang baik, lembut dan penuh kebijaksanaan.

Seorang istri yang ketika saya melihat padanya, hati saya merasa tenang, ketika saya perintah ia patuh, ketika saya tinggalkan, ia menjaga harta dan dirinya. Seorang istri yang mencintai saya sepenuhnya yang selalu mengharap ridha saya dan yang menyerahkan pengabdian hidupnya pada saya.

Seorang istri yang bersegera ketika saya ajak pada kebaikan dan ikhlas menerima perbaikan ketika ternyata ia telah keliru dan salah.

Namun, bila istri tidak patuh pada saya, mengangkat suara dihadapan saya, meninggikan diri dihadapan saya, selalu lambat ketika saya ajak pada kebaikan dan ketaatan, lalai dengan tugas dan tanggung jawab serta enggan dinasehati.

Terlena dengan kehidupan duniawi. Lebih mencintai dunia dari pada akhirat, tidak patuh pada perintah Allah dan RasulNya, dan tidak mendukung saya ketika saya benar, tidak mengingatkan ketika salah dan tidak mau menerima nasehat.

Maka, ketahuilah akhi, saya ikhlas berpisah dengannya dan saya tidak akan ragu dan takut sedikitpun untuk menceraikannya, walau ia cantik sekalipun. Saya yakin dengan janji Allah, bahwa Allah pasti akan memberi saya ganti yang lebih baik. Rahmat Allah maha luas, khazinah Allah tidak akan pernah habis dan tidak sulit bagi Allah untuk itu.”

Dan pertemuan di Bis tersebut adalah kesempatan bagi saya untuk memintanya bercerita tentang keadaannya saat ini dan sayapun bertanya, “Apakah akhi telah menemukan bidadari impian akhi?” ia menjawab,

“Alhamdulillah akhi, innaha lani’ma zaujah, Allah telah mengabulkan proposal yang saya ajukan sejak tiga tahun yang lalu, persis seperti yang saya minta dalam do’a saya pada Allah. Saya bersujud syukur pada Allah, Allah telah mengaruniakan saya seorang bidadari berhati embun, cahaya dan pelangi. Keindahan diatas keindahan.”

“Barakallahu laka wa Baraka ‘alaika wajama’a Bainakuma fikhairin Akhi Ziyad.”

Bila kita tengok kebelakang, para salafus soleh telah membuktikan cinta mereka pada Allah dan RasulNya.

Anas r.a berkata, bahwa Rasulullah Saw. bersabda : “Tiga hal yang jika terdapat dalam diri seorang muslim, maka dia akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu: 1. Mencintai Allah dan RasulNya melebihi kecintaan dari segalanya, 2. Mencintai seseorang semata-mata karena Allah, 3. Benci untuk kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci dilemparkan kedalam neraka.”

Suatu ketika Umar bin khatab berkata, “Wahai Rasulullah, saya mencintaimu lebih dari segalanya kecuali nyawa saya, kemudian Nabi bersabda, “Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sempurna sebelum dia lebih mencintai aku dari pada dirinya sendiri, lalu Umar berkata lagi, “Sekarang saya mencintai engkau lebih dari diri saya sendiri, Beliau bersabda, “Sekarang ya Umar ( sudah sempurna keimananmu ).

Sungguh sangat banyak kisah kecintaan para salafus soleh pada Allah, Rasul dan semangat mereka berkorban dijalan Allah yang terukir dalam sejarah. Mereka generasi terbaik umat ini. Generasi pilihan yang diabadikan namanya dalam Al-Qur’an. Setiap lembar sejarah senantiasa menempatkan mereka pada urutan pertama dalam kemuliaan dan pengorbanan.

Nah, sekarang mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, kemudian jawablah dengan jujur, “Apakah saya telah mencintai Allah dan RasulNya melebihi atas segalanya?”.

marif_assalman@yahoo.com

Departemen Wakaf Serukan Aksi Kecam Tayangan Pelecehan Nabi di TV Israel

aksi_1_1_300_0

Gaza – Infopalestina: Menteri Wakaf dan Urusan Agama di pemerintah Palestina pimpinan Ismail Haniyah, Dr. Thalib Abu Shaer mengecam apa yang disiarkan chanel 10 televisi Israel dalam program “Hessardot” yang berarti “tetap hidup”. Dalam tayangan tersebut terjadi pelecehan dan serangan terhadap kemuliaan Rasulullah saw, ketika seorang peserta program acara bernama “Natan Bshifkin” menunjuk pada sepatu yang kenakannya seraya berkata kepada rekan peserta lainnya, “Ini adalah Muhammad”.

Dalam pernyataan pers, Rabu (25/02), Shaer menyatakan heran pihak redaksi televisi Israel tersebut tidak membuang bagian ini, tidak peduli dengan perasaan para pemirsa Arab dan kaum muslimin. Dia mengatakan, “Perasaan kaum muslimin di Palestina dan sepanjang dunia Islam dibuat sock dengan berlanjutnya propaganda pelecehan terhadap Islam dan Nabinya, serta kepada seluruh Rasul dan Nabi Allah.”

Dia menegaskan siaran semacam ini sudah melampaui batas-batas kekritisan yang wajar dan diperbolehkan, ini adalah bentuk adab dialog yang lalim dalam menghadapi perbedaan.

Menteri Wakaf Palestina menjelaskan, setelah melakukan pelecehan terhadap Nabi Isa as dan ibunya, Maryam, televisi 10 Israel kembali menyerang perasaan kaum muslimin dengan pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Dia menambahkan, “Nampaknya, lelecehan yang keluar dari mulut orang-orang Israel terhadap para Nabi dan apa yang terjadi pada pekan lalu berupa pelecehan terhadap Nabi Isa dengan kata-kata dan ungkapan yang sangat kotor, adalah bagian dari rangkaian proram yang disiapkan media Israel untuk dilaksanakan.”

Dia menyerukan umat Arab dan dunia Islam untuk keluar melakukan aksi massa, mengecam kejahatan biadab terhadap para Nabi yang dimulian ini. Dia meminta para imam dan khatib masjid di Palestina, dunia Arab dan Islam untuk mengungkap pelecehan yang dilakukan penjajah Zionis Israel terhadap para nabi Allah. (seto)

  • komisigratis


  • Masukkan Code ini K1-A76421-X
    untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com